Deformasi
Plastik Kristal Tunggal
Menyusul
penemuan difraksi (pelengkuangan) sinar x oleh kristal dan logam oleh Von Laue
dalam tahun 1912 dan kenyataan bahwa logam pada hakekatnya terdiri dari atom
yang tersusun dalam rangka geometris spesifik,telah di lakukan penelit
penelitain-penelitian tentang hubungan antara struktur atom dan perilaku
plastik logam.banyak perkerjaan dasar tentang deformasi plastik logam dilakukan
dengan benda-benda kristal tunggal,supayadampak batas butir yang menambah
kerumitan dan hambatan oleh butir-butir di sekitar nya dan oleh partikel-fasa
kedua disingkirkan.
Konsep Tentang Geometri
Kristal
Struktur kristal paling elementer ialah kisi kubik
sederhana. Struktur ini ialah jenis sel dasar (srtucture cell) yang di jumpai
untuk kristal ionik. Tiap-tiap atom sudut di kelilingi oleh delapan atom
lainnya pada pusat ruang (body center) kubus. Karena itu terdapat dua atom tiap
sel satuan untuk struktur kubik ruang (8/8 +1). Logam tipikal yang mempunyai
struktur kristal ini ialah besi,alpha,niobium(colobium),tantalum,khrom,mobilden
dan tungsten. Dan terrdapat empat atom tiap sel satuan dalam struktur kubik
terpusat bidang yaitu (8/8+6/2). Almunium,tembaga,emas,timah
hitam(timbel),perak dan nikel ialah logam kubik terpusat bidang.
Untuk sistem kubik terdapat pasangan hubungan sederhana
antara arah (uvw) dan bidang (hlk) yang sangat bermanfaat.
1.
(uvw) tegak lurus pada (hkl) bila
u=h:v=k;w=I.(111) tegak lurus pada (111)
2.
(uvw) sejajar dengan (hkl),n misalnya
(uvw) berimpit dengan (hkl), bila hu+kv+lw=0.(112) merupakan arah pada bidang
(111)
3.
Dua bidang (h1,k1,
I1) dan (h2,k2, l2) tegak lurus
sesamanya bila h1h2 +k1k2+I1I2=0(001) tegak
lurus pada (100) dan (010).(110) tegak lurus pada (110).
4.
Dua arah u1v1w1
dan arah u2v2w2 tegak lurus sesamanya bila u1u2+v1v2+w1w2=0.(100)
tegak lurus pada (001).(111) tegak lurus pada (112).
Penyederhanaan teori
matematis formal untuk menguraikan perilaku mekanik logam telah dikembangkan
atas dasar pemisalan bahwa logam itu homogen dan isotropis. Karena pemisalan
bahwa kita berhubungan dengan medium yang homogen dan isotropis kurang dapat dipertahankan,
maka kemampuan kita untuk memperkirakan perilaku logam di bawah tegangan dengan
menggunakan teori elastisitas dan teori plastisitas yang menurun.
Menyusul
penemuan difraksi (pelengkungan) sinar-x oleh Kristal dan logam oleh Von Laue
dalam tahun 1912 dan kenyataan bahwa logam pada hakekatnya terdiri dari atom
yang tersusun dalam rangka geometris spesifik, telah dilakukan
penelitian-penelitian tentang hubungan antara struktur atom dan perilaku
plastik logam. Banyak pekerjaan dasar tentang deformasi plastik logam
dilaksanakan dengan uji kristal tunggal supaya dampak batas butir yang menambah
kerumitan hambatan oleh butir-butir disekitarnya dan oleh partikel fasa kedua disingkirkan.
1.
Konsep Tentang Geometri Kristal
Analisa
difraksi sinar-x memperlihatkan bahwa atom dalam kristal logam disusun dalam pola ulang tiga-dimensional
yang teratur. Susunan atom logam digambarkan dengan paling ederhana lewat kisi
kristal dimana atom-atom dibayangkan sebagai bola kertas pada lokasi khusus
dalam suatu susunan geometris. Struktur Kristal paling elementer ialah kisi
kubik sederhana. Struktur ini ialah jenis sel dasar yang dijumpai untuk kristal ionik. Sebuah bidang kristalografi ditetapkan oleh panjang intersepnya pada
ketiga sumbu yang diukur dari titik awal sumbu koordinat.
Gambar 1.a
Gambar 1.a memperlihatkan sebuah sel struktur kubik
terpusat ruang degan sebuah atom pada tiap-tiap sudut dan atom lainnya pada
pusat ruang kubus. Tiap-tiap atom sudut
dikelilingi oleh delapan atom yang berbatasan, seperti atom yang
terdapat di titik pusat sel. Logam tipikal yang mempunyai struktur kristal ini
ialah besi alpha, niobium, tantalum, khrom, mobilden dan tungsten.
Gambar 1.b menunjukkan sel satuan untuk struktur kristal kubik terpusat bidang. Di samping sebuah atom di
tiap-tiap sudut, terdapat sebuah atom di titik pusat tiap-tiap bidang kubik.
Karena atom yang belakang ini termasuk dalam dua sel satuan, terdapat 4 atom
tiap sel satuan dalam struktur kubik terpusat bidang.. contohnya yaitu aluminium, tembaga, emas,
timah hitam, perak dan nikel.
Pada umumnya deformasi
plastik terbatas pada bidang indeks rendah yang mempunyai kerapatan atom tiap
satuan luas yang lebih tinggi daripada bidang indeks tinggi. Bidang yang
mempunyai kerapatan atom tertinggi merupakan bidang yang paling jarang letaknya
untuk struktur kristal.
2.
Cacat Kisi
Istilah
cacat atau ketidaksempurnaan pada umumnya dipakai untuk membahas penyimpangan
dari susunan teratur titik-titik kisi. Ketidaksempurnaan kisi dapat dibagi
dalam 2 bagian yaitu cacat garis dan cacat permukaan. Salah tumpuk atau salah
susun antara dua daerah kristal padat yang mempunyai urutan tumpuk bertukar-tukar
dan daerah bentuk kembar kristal merupakan contoh cacat permukaan yang lainnya.
Jadi, cacat dalam kristal mempunyai struktur serta sifat teratur dan dapat
berulang.
Cacat Titik
Cacat
titik terbagi pada tiga jenis, yaitu :
a.
Kekosongan atau tempat atom kosong
Hal ini terjadi bilamana sebuah atom lepas dari posisi normal. Peningkatan yang cepat dari fraksi tempat
rangka kosong dalam logam berbanding lurus dengan meningkatnya temperatur. Jumlah
yang lebih besar daripada konsentrasi kekosongan seimbang dapat dihasilkan oleh
deformasi plastis yang besar. Apabila kerapatan kosong menjadi relatif lebih
besar ada kemungkinan kekosongan itu berkumpul untuk membentuk ruang
kosong(voids).
b.
Interstisi (sisipan)
Cacat interstisi adalah cacat yang terjadi karena adanya atom yang tertahan
di dalam kristal di titik pertengahan antara posisi kisi yang normal, terjadi
karena dalam logam sebagai hasil bombardemen dengan partikel nuklir berenergi
tinggi atau akibat aktivasi termal.
c.
Impurity (ketidakmurnian)
Penting untuk
disadari bahwa tidak ada bahan yang benar-benar murni. Sebagian besar bahan
murni komersial biasanya mengandung 0,01 sampai 1 persen kotoran.
Cacat garis dislokasi
Dislokasi
merupakan cacat yang bertanggung jawab atas gejala slip, yang menjadi sebab
sebagian besar logam berubah bentuk secara plastik. Selama dislokasi bergerak, terdapat slip dalam daerah
pergerakan. Jika tidak ada rintangan, dislokasi dapat bergerak mudah akibat
gaya yang kecil.
Dua
jenis dislokasi adalah :
a.
Dislokasi sisi
Gambar 7 menunjukkan slip yang menghasilkan dislokasi sisi untuk suatu elemen kristal yang memiliki kisi kubis yang sederhana.
Karakteristik yang menetukan pada dislokasi sisi ialah bahwa vektor Burgers
selalu tegak lurus dengan garis dislokasi. Suatu dislokasi sisi dengan bidang
atom ekstra sebelah atas bidang slip, seperti pada gambar 8, berdasarkan kesepakatan disebut dengan
dislokasi sisi positif dan seringkali ditandai dengan
symbol L. jika bidang atom ekstra itu
terletak sebelah bawah bidang slip, dislokasinya merupakan dislokasi sisi negative, Τ.
b.
Dislokasi ulir
Jenis yang selanjutnya ialah dislokasi ulir. Gambar 9 menunjukkan contoh sederhana dari
dislokasi ulir. Garis
dislokasi sejajar dengan vektor Burgers-nya, atau dengan vektor slipnya, dan menurut definisi dislokasi,
ini harus merupakan dislokasi ulir. Susunan atom disekeliling dislokasi ulir dalam kisi sederhana terdapat
pada gambar 10. Dislokasi ulir tidak mempunyai
bidang slip pilihan, seperti yang
dimiliki oleh dislokasi sisi.
Oleh Karena itu, gerakan dislokasi ulir kurang mengalami hambatan
dibandingkan dengan gerakan dislokasi sisi.
3.
Deformasi
Karena Slip
Metode deformasi plastik yang lazim dalam logam disebabkan oleh menggelincirnya
blok kristal yang satu terhadap yang lainnya sepanjang bidang
kristalografi tertentu, yang disebut bidang slip. Slip sebuah kristal dapat dianggap
menyerupai distorsi yang dihasilkan dalam tumpukan kartu yang didorong salah
satu ujungnya. Slip terjadi bilamana tegangan geser melampaui suatu harga
kritis. Perhatikan bahwa garis slip terjadi karena perbedaan dalam ketinggian
permukaan dan bahwa permukaan tersebut harus dipersiapkan agar cocok untuk
pengamatan dengan mikroskop sebelum deformasi.
Bidang slip dan arah slip ialah arah paling padat di
dalam bidang slip. Bidang slip bersama dengan arah menetapkan sistem slip.
4.
Slip
Dalam Kisi Sempurna
Perhatikan
dua bidang atom dimana bekerja tegangan geser homogen (gambar 12). Tegangan geser bekerja dalam slip sepanjang arah slip.
Tegangan geser bernilai nol ketika jarak kedua bidang itu bertepatan dan
tegangan geser juga nol ketika kedua bidang tersebut bergerak sejauh identitas
b, sehingga titik 1 di bidang atas melewati titik 2 di bidang dasar. Tegangan geser juga nol
apabila atom bidang atas ada di posisi pertengahan antara atom-atom bidang
dasar. Antara posisi ini, tiap atom
ditarik ke arah atom terdekat , sehingga tegangan geser merupakan fungsi
periodik perpindahan.
5.
Slip
Melalui Gerakan Dislokasi
Konsep
dislokasi pertama—tama diketengahkan untuk menjelaskan perbedaan antara
kekuatan geser uang diamati dan kekuatan geser teoritis dalam logam. Agar
konsep dislokasi berlaku perlu dibuktikan :
1.
Gerakan dislokasi di seluruh sisi kristal memerlukan tegangan yang jauh
lebih kecil daripada tegangan geser teoritis
2.
Gerakan dislokasi menghasilkan
jenjang atau jalur slip di permukaan bebas.
Cattrell mengusulkan
cara untuk menjelaskan terjadinya slip oleh pergerakan dislokasi. Perhatikan keadaan di mana dislokasi bergerak
terbatas melalui kristal sepanjang bidang slip. Tetapi, gerakan yang
disebabkan untuk dislokasi sejajar jarang terjadi dalam logam nyata, sehingga
persamaannya perlu dimodifikasikan untuk menerangkan kerumitan dalam geometri
serta konfigurasi dislokasi.
6.
Tegangan
Geser Terurai Kritis Untuk Slip
Tingkat
slip dalm kristal tunggal tergantung dari besarnya tegangan geser yang
dihasilkan oleh bahan luar, dari geometri struktur kristal dan dari orientasi
bidang slip aktif terhadap tegangan geser. Slip mulai bilamana tegangan geser
dibidang slip dalam arah slip mencapai suatu harga-ambang ( threshold value)
yang di sebut tegangan geser terurai
kritis (Critical resolved shear stress).
Kenyataan bahwa diperlukan beban tarik yang berbeda untuk
menghasilkan slip dalam kristal tunggal dengan orientasi berbeda-beda. Untuk
mengakulasi tegangan geser terurai kritis dari kristal tunggal yang mengalami uji tarik, perlu ditentukan
secara difraksi sinar X, orientasi terhadap sumbu tarik dari bidang di mana
slip pertama kali tampak dan mengetahui arah slip. Perhatikan sebuah kristal
tunggal selindris dengan penampang melintang A (gambar 4-18). sudut³ antara garis normal bidang slip dan sumbu tarik ialah Ø, dan sudut yang dibuat oleh arah slip dengan
sumbu tarik ialah λ. Luas bidang slip miring dengan sudut Ø akan sama dengan A / cos Ø dan komponen beban aksial yang
bekerja dalam bidang slip dalam arah slip = P cos λ. Karena itu, tegangan geser
terurai kritis diberikan oleh persamaan (4.13) memberikan tegangan geser
terurai di bidang slip dalam arah slip. Tegangan geser ini mencapai maksimum
bilamana Ø = λ = 45°, sehingga TR = ½ P/A. Kalau sumbu tarik tegak lurus
terhadap bidang slip (λ = 90°) atau sejajar dengan bidang slip (Ø = 90°),
tegangan geser sama dengan nol. Slip tifakk akan terjadi untuk orientasi
ekstrim ini, sebab tidak ada tegangan geser di bidang slip. Kristal malah akan
cenderung akan patah.
Besar tegangan geser terurai kritis sebuah kristal
ditentukan interaksi populasi dislokasinya satu dengan yang lain dan dengan
cacat seperti misalnya kekosongan, sisipan atau atom kotor. Dengan sendirinya
tegangan ini lebih besar daripada tegangan yang diperlukan untuk menggerakkan
dislokasi tunggal, tetapi tegangan ini lebih rendah daripada tegangan yang
diperlukan untuk menghasilkan slip dalam kisi yang sempurna. Tegangan geser
terurai kritis akan berkurang kalau kecepatan cacat berkurang, asalkan jumlah
total kesempurnaan tidak sama dengan nol. Bila mana dislokasi yerakhir itu
dilenyapkan, tegangan geser terurarai kritis naik dengan tiba-tiba mencapai
nilai tinggi yang sama dengan kekuatan gesersebuah kristal sempurna.
Perbandingan antara tegangan geser terurai dengan
tegangan aksial disebut faktor scimid m.
M= cos Ø cos λ. Secara eksperimaen
diamati bahwa kristal tunggal akan meluncur bilamana tegangan geser terurai di
bidang slip mencapai harga kristis. Dikenal hukum Schimid.
7.
DEFORMASI KRISTAL TUNGGAL
Dalam uji biasa, gerakan kepala
silang mesin memaksa benda uli berada di penjepit,sebab penjepit harus tetap
sebaris, karena itu benda uji tidak dapat berubah bentuk dengan bebas karena
sebab luncuran merata di tiap-tipa bidang slip sepanjang panjang benda ukur
benda uji. Sebagai gantinya bidang slip berputar kearah sumbu tarik, sebab
sumbu tarukbenda uji tetap tidak berubah.
Regangan slip ialah pemindahaan
relatif dua buah bidang slip sejajar yang terpisah pada jarak satuan. Supaya
sederhana orientasi bidang slip diberikan oleh sudut X antara sumbu elips slip
dan sumbu tarik dan bukan oleh sudut ini, TR=P/A sin X cos λ
8.
DEFORMASI KRISTAL KUBIK PEMUSATAN BIDANG
Oleh
karena kristal kpb memounyai simetri tinggi dan 12 sistem slip potensial,
terdapat kemungkinan yang cukup besar. Bidang slip tidak perlu mengalami banyak
rotasi sebelum tegangan geser yang diuraikan menjadi tinggi di sistem slip
(111) <110> lainy sistem slip yang utama akan menjadi sistem slip dengan
factor schmid tertinggi, yaitu m= sin
X cos λ. Sisetm utama akan tergantung pada orientasi kristal relatif terhadap
sumbu tegangan geser.
Sewaktu benda uji memanjang, sumbu
benda uji akhirnya mencapai perbatasan (001)-(111) di P’. Sekarang tegangan
geser terurai sama di sistem slip utama dan sistem slip konyugasi (111) (011).
Di titik ini deformasi berlangsung terus di kedua sistem luncur itu dengan
serentak untuk menghasilkan slip dupleks atau slip ganda.
Dibawah mikroskop slip konyugasi
tampak sebagai kumpulan gari-garis slip yang saling berpotongan. Kenytaan bahwa
slip dapat terjadi dikedua sistem slip menunjukkan bahwa pengeerasan regang
laten harus terjadi disistem konyugasi, bilamana hanya sistem utama yang
bekerja. Slip dupleks mengganggu rotasi bebas sistem gelincir dan menjurus
untuk mengurangi keuletan pada saat patah, lain halnya dalam kristal hp, dimana
gelincir yang mudah terjadi sistem slip tunggal, sampai patah.
9.
DEFORMASI KARENA PEMBENTUKAN KEMBARAN
Mekanisme penting untuk perubahan
bentuk, ialah proses yang dikenal sebagai pembentukan kembaran. Pembentukan
kembaran terjadi bila suatu bagian kristal berubah orientasi membentuk kembaran
yang simetris terhadap kisi semula. Bagian kristal yang kembar merupakan
bayangan yang terbalik (miror image) kristal induk. Bidang simetri antara kedua
bagian itu disebut bidang kenbaran (twinning plane).
Bentuk kembaran dapat dihasilkan
oleh deformasi mekanis atau sebagai hasil anil setelah deformasi plastis. Jenis
pertama ini dikenal sebagai bentuk kembaran mekanis, yang belakangan disebut
bentuk kembaran anil. Bentuk kembaran mekanis dihasilkan oleh logam kpr atau
logam hp dibawah pembebanan yang sangat cepat serta temperatur rendah. Kalau
pembebtukan kembaran terjadi selama uji tarik, terbentuklah gerigi dalm gariss
lengkung tegangan dan regangan.
Proses yang sangat dekat hubunganya
dengan pembentukan kembaran ialah pembentukan daerah maertensit lewat
transformasi geser tanpa difusi.sekalipun kedua proses itu mengahasilkan daerah
lokal dengan orientasi kisi baru. Perbedaanya ialah dalam plat martensit,
struktur kristal berbeda dari kristal induknya. Gaya penggerak untuk
pembentukan kembaran ialah perbedaan energi bebas antara kristal induk dan phase
martensit. Gaya penggerak termodinamis ini dapat diperkuat oleh tegangan geser
yang diterapkan.
10.
SALAH SUSUN (STACKING FAULTS)
Kesalahan dalam urutan susunan logam
dapat dihasilkan oleh deformasi plastik. salah susun dalam logam kpb dapat juga
dianggap sebagai bentuk kembaran submicrokopis dengan ketebalan atomik. Alasan
mengapa bentuk kembaran mekanis dengan lebar yang dapat dilihat dengan
mikroskop, tidak mudah terbentuk billamana logam kpb berubah bentuknya ialah,
karena formasi salah susun secara energitik lebih mudah terbentuk.
Perbedaan perilaku deformasi dalam
logam kps disebabkan oleh perbedaan perilaku salah susun. Salah susun dalm
logam kps ditinjau dari teori dislokasi, merupakan dislokassi yang luas yang
terdiri dari daerah htp tipis yang dibatasi oleh dislokasi persial. Dislokasi
persial cenderung akan saling tolak menolak, namun hal ini diimbangi oleh
tegangan permukaan salah susun. Makin rendah energi salah susun, makin besar
pemisahan antara dislokasi persial dan makin lebar salah susunya.
Deformasi plastik pun terpengaruh
oleh salah susun. Logam yang salah susun yang lebar cenderung mengalami
percepatan pengerasan regangan, lebih mudah membentuk kembaran ketika dianil
dan memiliki sifat ketergantungan tegangan alir pada temperatur yang berbeda
dengan logam yang memiliki salah susun yang sempit.. logam dengan energi salah
susun yang tinggi mempunyai substruktur deformasi yang terdiri dari jalinan dan
sel dislokasi, sedang logam dengan energi salah susun yang rendah mempunyai
substruktur deformasi yang terdiri dari pita dan garis-garis dislokasi.
11.
PITA DEFORMASI DAN PITA TEKUK (KINK BANDS)
Deformasi tidak homogen dalam sebuah
kristal menghasilkan daerah yang orientasinya berbeda-beda yang disebut pita
deformasi. Bilamana terjadi slip tanpa hambatan secara homogen sempurna,
garis slip dapat dihilangkan oleh pemolesan permukaan. Pita deformasi ini
menggambarkan daerah-daerah dengan orientasi kristalografi yang berbeda. Dalam
kristal tunggal dapat terjadi pita deformasi yang lebarnya beberapa milimeter,
sedangkan dalam benda uji polikristalin
diperlukan pengamatan mikroskopis. Pita deformasi pada umumnya tak
teratur bentuknya tetapi memanjang dalam arah tegangan utama, bentuk pita
umumnya kabur, pita deformasi tidak dapat
diamati pada logam hp.
No comments:
Post a Comment