Search This Blog

Friday 18 July 2014

Perlakuan Panas/Heat treatment


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Makna nilai kekerasan suatu material berbeda untuk kelompok bidangilmu yang berbeda. Bagi insinyur metalurgi nilai kekerasan adalah ketahanan material terhadap penetrasi sementara untuk para insinyur disain nilai tersebut adalah ukuran dari tegangan alir, untukinsinyur lubrikasi kekerasan berarti ketahanan terhadap mekanisme keausan, untuk para insinyur mineralogi nilai tu adalah ketahanan terhadap goresan, dan untuk  para mekanik work-shop lebih bermakna kepada ketahanan material terhadap pemotongan dari alat potong. Begitu banyak konsep kekerasan mater ial oleh kelompok  ilmu, walaupun demikian konsep-konsep tersebut dapat dihubungkan pada satu mekanisme yaitu tegangan alir plastis dari material yang diuji.
Uji keras merupakan pengujian yang paling efektif karena dengan pengujian ini, kita dapat dengan mudah mengetahui gambaran sifat mekanik suatu material. Meskipun pengukuran hanya dilakukan pada satu titik, atau daerahtertentu saja, nilai kekerasan cukup valid untuk menyatakan kekuatan suatu material. Dengan melakukan uji keras, material dapat dengan mudah digolongkan sebagai material ulet atau getas
            Uji keras juga dapat digunakan sebagai salah satu metode untuk mengetahui pengaruh perlakuan panas dan perlakuan dingin terhadap material.Material yang telah mengalami cold working, hot working, dan heat treatment,dapat diketahui gambaran perubahan kekuatannya, dengan mengukur kekerasan permukaan suatu material. Oleh sebab itu, dengan uji keras kita dapat dengan mudah melakukan quality control terhadap material.
             Prinsip metode apapun uji kekerasan adalah memaksa indentor suatu ke permukaan sample diikuti dengan mengukur dimensi indentasi (kedalaman atau aktual luas permukaan indentasi). Kekerasan bukan milik fundamental dan nilainya tergantung pada kombinasi kuat luluh, kekuatan tarik  dan modulus elastisitas.
Manfaat uji kekerasan:
•Mudah
•Murah
•Cepat
• Non-destruktif 
•Dapat diterapkan untuk sampel dari berbagai dimensi dan bentuk 
•Dapat dilakukan in-situ


Tujuan
1.Memahami dan menguasai prosedur metode uji kekerasan Brinell, Vickersdan Rockwell
2.Membandingkan nilai kekerasan (Brinell dan Vickers) dari beberapa jenislogam (besi tuang, baja, tembaga dan alumunium).
3.Mengetahui prinsip dan teknik pengujian kekerasan mikro danmengaplikasikannya untuk mengetahui kekerasan fasa-fasa di dalam logam baja/besi tuang
4.Mengestimasi nilai kekuatan tarik beberapa logam berdasarkan nilaikekerasan Brinellnya

BAB II
PEMBAHASAN


PEMBAHASAN
Kekerasan suatu material merupakan ketahanan material terhadap gaya penekanan dari material lain yang lebih keras. Prinsip pengujian kekerasan iniyaitu pada permukaan material dilakukan penekanan dengan indentor sesuaidengan parameter (diameter, beban dan waktu). Berdasarkan mekanisme penekanan tersebut, dikenal 3 metode uji kekerasan
1.Metode Gores
            Dilakukan dengan cara mengukur kedalaman ataulebar goresan pada benda uji dengan cara menggoreskan permukaan benda ujidengan material pembanding. Indentor yang biasa digunakan adalah jarum yangterbuat dari intan. Namun, metode ini tidak cocok untuk logam yang skalakekerasannya tinggi. Selain itu kemampu-ulangannya rendah karena tidak akurat.Metode ini tidak banyak digunakan dalam dunia metalurgi, tapi masihdalam dunia mineralogi. Metode ini dikenalkan oleh Friedrich Mohs yaitu denganmembagi kekerasan material di dunia ini berdasarkan skala (yang kemudiandikenal sebagai skala Mohs). Skala ini bervariasi dari nilai 1 untuk kekerasanyang paling rendah, sebagaimana dimiliki oleh talc, hingga skala 10 sebagai nilaikekerasan tertinggi, sebagaimana yang dimiliki oleh intan. Dalam skala Mohsurutan nilai kekerasan material di dunia diwakili oleh :1. talc 6. orthoclase2. gypsum 7. quartz3. calcite 8. topaz4. fluorite 9. corundum5. apatite 10. Diamond



Prinsip pengujian :
            Bila suatu mineral mampu digores oleh orthoclase(6) tetapi tidak mampu digores oleh apatite(5), maka kekerasan mineral tersebut berada antara 5 dan 6. Berdasarkan hal ini, jelas terlihat bahwa metode ini  
memiliki kekurangan utama berupa ketidakakuratan nilai kekerasan suatumaterial.Bila kekerasan mineral-mineral diuji dengan metode lain, ditemukan bahwa nilainilainya berkisar antara 1-9 saja, sedangkan nilai 9-10 memiliki rentang yang besar
2.Metode pantul
            Dengan metode ini, kekerasan suatu materialditentukan oleh alat scleroscope yang mengukur tinggi pantulan suatu pemukul(hammer) dengan berat tertentu yang dijatuhkan dari suatu ketinggian terhadap permukaan benda uji. Tinggi pantulan (rebound ) yang dihasilkan mewakilikekerasan benda uji. Semakin tinggi pantulan tersebut, yang ditunjukan oleh dial pada alat pengukur, maka kekerasan benda uji dinilai semakin tinggi.
3. Metode Indentasi
            Pengujian dengan metode ini dilakukan dengan penekanan benda uji dengan indentor dengan gaya tekan dan waktu indentasi yangditentukan. Kekerasan suatu material ditentukan oleh dalam ataupun luas area  indentasi yang dihasilkan (tergantung jenis indentor dan jenis pengujian).Berdasarkan prinsip bekerjanya metode uji kekerasan dengan cara indentasi dapatdiklasifikasikan sebagai berikut:
Metode Brinnel
Metode ini diperkenalkan pertama kali olehJ.A.Brinell pada tahun 1900. Pengujian kekerasan dilakukan dengan memakai bola baja yang diperkeras (hardened steel ball ) dengan beban dan waktuindentasi tertentu. Hasil penekanan adalah jejak berbentuk lingkaran bulat, yang harus dihitung diameternya dibawah mikroskop khusus pengukur jejak.Pengukuran nilai kekerasan suatu material diberikan oleh rumus:
Description: C:\Users\Sibuea\Downloads\download.jpg
Prosedur standar pengujian mensyaratkan bola baja dengan diameter 10mm dan beban 3000 kg untuk pengujian logam-logam ferrous, atau 500 kg untuk logam-logam non ferrous. Untuk logam-logam ferrous, waktu indentasi biasanyasekitar 10 detik, sementara untuk logam-logam non ferrous sekitar 30 detik.Walaupun demikian pengaturan beban dan waktu indentasi untuk setiap materialdapat pula ditentukan oleh karakteristik alat penguji. Nilai kekerasan suatumaterial yang dinotasikan dengan “HB” tanpa tambahan angka di belakangnyamenyatakan kondisi pengujian standar dengan indentor bola baja 10mm, beban3000 kg selama waktu 1-15 detik. Untuk kondisi yang lain nilai kekerasan HBdiikuti angka-angka yang menyatakan kondisi pengujian.
Syarat menggunakan metode Brinell :
–indentor  bola baja yang dikeraskan berdiameter 2,5-10 mm, beban 300-3000Kg
– permukaan harus rata, jika perlu diamplas atau dimachining terlebih dahulu
– permukaan test harus sesuai dengan karakteristik material, tidak mengalamikarburasi ataupun proses sejenis lainnya
–ketebalan minimum 0.6 mm dan permukaan tanpa dikeraskan
– pengujian tidak boleh terlalu dipinggir 
– beban yang digunakan harus steady dan terbebas dari kemungkinan pembebanan tak diinginkan disebabkan oleh gaya inersia dari beban
– jarak antar uji minimum 3d
–tidak terjadi penggelembungan di bagian belakang material uji disebabkan penggunaan beban yang terlalu besar 

Keuntungan penggunaan metode Brinell antara lain :
○Tidak dipengaruhi oleh oleh permukaan material yangkasar Bekas penekanan cukup besar, sehingga mudah diamati dan dapat mengatasiketidakseragaman fasa material pada pengujian.
Kerugiannya antara lain :Tidak dapat dikenakan pada benda yang tipis dan permukaan yang kecil, serta pada daerah kritis di mana penekanan dapat mengakibatkan kegagalan.
○Tidak berlaku untuk material yang sangat lunak maupun sangat keras.










b. Metode Vickers
            Pada metode ini digunakan indentor intan berbentuk piramida dengan sudut 136o
,seperti gambar dibawah ini
Description: C:\Users\Sibuea\Downloads\vixkers1.jpg

Prinsip pengujian adalah sama dengan Brinell, walaupun jejak yang dihasilkan berbentuk bujursangkar berdiagonal. Panjang diagonal diukur dengan skala padamikroskop pengukur jejak. Nilai kekerasan suatu material diberikan oleh:

Pengujian metode Vickers akan memberikan dampak hasil yang berbeda-bedatergantung pada elestisitas material. Apabila material lunak ataukeelastisitasannya tinggi, maka hasil indentasi akan mengempis. Dan pada material yang kaku, maka akan berbentuk menggembung. Metode ini biasadilakukan untuk mengukur kekerasan mikro dari material.
Description: C:\Users\Sibuea\Downloads\vickers3.jpg
Gambar: Distorsi oleh indentor pyramid intan karena efek elastisitas;(a)Indentasi sempurna; (b)Indentasi mengempis; (c)Indentasi menggembung

Keuntungan metode Vickers :
○Indentor dibuat dari bahan yang cukup keras, sehingga dimungkinkan dilakukanuntuk berbagai jenis logam.
○Memberikan hasil berupa skala kekerasan yang kontinu dan dapat digunakanuntuk menentukan kekerasan pada logam yang sangat lunak dengan kekerasanDPH 5 hingga logam yang sangat keras dengan DPH 1500
○Dapat dilakukan untuk benda-benda dengan ketebalan yang sangat tipis, sampai0.006 inchi
○Harga kekerasan yang didapat dari uji Vickers tidak bergantung pada besar  beban indentor
Kerugiannya:
Pengujian ini tidak dapat digunakan untuk pengujian rutin karena pengujiantersebut lama, memerlukan persiapan permukaan benda uji yang teliti, dan rentanterhadap kesalahan perhitungan panjang diagonal.



No comments:

Post a Comment